Kamis, 17 Juli 2008

Mahalnya Harga Buku


Tiap tahun, harga buku makin melambuuuuuuuung aja. Alasannya harga kertas dan biaya distribusi yg juga makin meningkat. Kalo ini terus terjadi, kapan anak2 Indonesia mo pinter?? Punya buku aja susah..

Uang buku adeku yg masih SD aja udah nyentuh angka 300 ribuan, yg smp 400 ribuan. Buku kuliahku sendiri bisa hamper 200 ribuan, makanya difotokopi aja, biar lebih murah. Emank siy ini bisa dibilang pembajakan, tp mo gimana lagi. Ga enak juga pinjem buku lama2 dr perpus coz yg mo minjem kan bukan aq doank..

Nyebelinnya lagi, aq juga makin susah bli buku2 cerita favoritku. Kalo pun bli, pasti cuma toko buku yg ngasih diskon atau d pameran buku yg diskonnya sering gila2an walopun bukunya yg jadul smua!!

Di Yogya juga udah banyak rental buku, tp sayang aja kalo buku bagus cuma bisa sekali dibaca, ada tenggat waktunya pula. Ga asik banget!!

Hmm, coba pemerintah mo kasih subsidi yg besar untuk buku ya?? Buku itu kan gudangnya ilmu dan pengetahuan, sekaligus gudangnya kreativitas juga. Ga Cuma buku bahan ajar, tapi juga buku2 cerita yang lebih ringan isinya, tp ga kalah informatif. Atau paling ga, pemerintah kan bisa bikin perpustakaan pelajar di kota dan di desa2. Isinya mulai dari buku bahan ajar, ensiklopedi2, kamus2 besar buku2 cerita untuk pelajar, kalo perlu majalah2 untuk usia pelajar. Jadi, para pelajar bakalan rajin ngunjungin perpus. Walo awalnya pasti nyari buku2 cerita atau majalah2, tapi lama2 pasti mereka tertarik juga untuk baca buku2 pengetahuannya, baik karena kebutuhan belajar di sekolah, maupun karena penasaran..

Dan kalo ini dah direalisasikan, smoga aja yogya jadi salah satu kota sasaran awal. Kan critanya yogya itu kota pelajar, jd di kota ini so pasti byk target sasarannya, terutama pelajar yg udah jd mahasiswa yg byknya seabrek-abrek!! Dan aq pasti jd salah1 yg paling rajin nongkrongin niy perpus!!

Minggu, 13 Juli 2008

Treat Our Mother Earth!!

If it was your mother,
You would: bring her flowers
For
Mother Earth: Plant her a tree!

If it was your mother,
You would: Offer to clean the house
For Mother Earth:
Use environmentally friendly
cleaning products

If it was your mother,
You would: Cook her dinner
For Mother Earth:
Buy organic, local food, and bring
your own bags to the store


If it was your mother,
You would: Help her remodel her house
For Mother Earth:
Install energy efficient windows,
appliances, light bulbs and insulation systems

If it was your mother,
You would: Take her to a movie
For Mother Earth:
Ride your bikes, walk, or take public transportation

If it was your mother,
You would: Take out her trash
For Mother Earth:
Recycle and compost your waste

If it was your mother,
You would: Do her laundry
For Mother Earth:
Use environmentally friendly laundry soap
and hang dry clothes instead of using the dryer

-unknown-

Ayo Peduli

Ini cuma sebagian kecil akibat global warming:

Lapisan es di Pegunungan Kenya telah meleleh sebanyak 92% dan ratusan penduduk Kenya meninggal akibat serangan malaria di musim panas 1997. Sebelumnya Kenya bebas nyamuk malaria, namun naiknya temperatur menyebabkan nyamuk-nyamuk ini bermigrasi.

Curah hujan yang sangat besar (5 kali lebih lebat dari biasanya) mengguyur Venezuela di tahun 1999. Akibatnya, terjadi banjir besar yang menewaskan 30 ribu orang.

Desa Shishmaref di Alaska terancam jeblos ke dalam Laut Bering akibat lapisan es yang menjadi dasarnya kian menipis.

Negara-negara di Eropa mengalami gelombang panas, sehingga lebih dari 15 ribu orang di Perancis meninggal karena kepanasan. Total ada sekitar 35 ribu warga Eropa yang tewas akibat panas ini.

Sebaliknya, 11 negara Eropa kebanjiran dan 80 orang tewas akibat bencana ini. Di Eropa bagian selatan bahkan ada ribuan orang meninggal akibat udara dingin.

Naiknya permukaan air laut menyebabkan Bangladesh lumpuh total dan menyebabkan 2 buah pulaunya menghilang karena terendam air laut.

Korea mengalami hujan deras yang menyebabkan banjir selama 2 bulan.

Lahan tanah basah di Iran kini sudah kering kerontang.

Lebih dari 4000 danau di propinsi Qing Hai, Cina mengalami kekeringan.

Salju yang dulu menyelimuti Gunung Jayawijaya di Papua kini telah menghilang!

Ketebalan es yang melapisi 9 danau di Signey Island berkurang hingga 45%. Suhu air di Antartika pun semakin menghangat yang menyebabkan 33% populasi penguin berkurang karena kehabisan makanan.

Lebih dari 80% pulau-pulau di Maladewa, kini berada kurang dari 1 meter di atas permukaan air laut!

Tahun 2005, ratusan ikan di perairan Amazon mati karena sungai tersebut kering!

Global Warming


Kayaknya ga ada basi-basinya deh buat ngomongin masalah yang satu ini. Apalagi di zaman sekarang yang emang makin parah aja. Ga Koran, ga majalah, sekarang berlomba-lomba mengangkat isu ini dalam rubrik mereka. Yang bikin aku heran, kok masih banyak aja orang yang ga ambil pusing sama masalah yang satu ini.

Banyak yang sudah tahu dampaknya, tapi kayaknya orang memang lebih suka menunggu terkena dampaknya dulu deh baru peduli. Jangan hanya menyalahkan pihak Lapindo yang bikin lumpur seluas lapangan sepakbola tiap hari atau orang-orang yang pada nebangin atau bakarin hutan, coba cek deh, kita masih suka buang sampah sembarangan, membiarkan lampu atau alat elektronik menyala saat tidak digunakan, atau membuang sisa makanan ga? Kalau iya, berarti kita juga turut menyumbang polusi untuk bumi dan masih kurang peduli lingkungan.

Bumi makin panas, banjir dan tanah longsor dimana-mana, pulau-pulau banyak yang sudah tenggelam, hewan langka pada punah, dan pastinya muncul berbagai wabah penyakit. Padahal cara mengurangi dampaknya cukup mudah kok. Kita ga harus ikutan organisasi yang khusus menangani masalah ini, tapi kita bisa mulai dengan peduli pada hal-hal kecil di sekitar kita.

Ingat pepatah “Ala bisa karena biasa” kan? Nah itulah tepatnya yang bisa kita lakukan. Kita bisa membiasakan diri kita untuk membuang sampah pada tempatnya, menghabiskan makanan dan minuman kita, memadamkam lampu dan mematikan alat elektronik yang tidak digunakan, mendaur ulang barang bekas, menge-print kertas bolak-balik, tidak menggunakan kendaraan bermotor pribadi untuk menempuh jarak yang dekat (ganti dengan naik kendaraan umum, sepeda, atau berjalan kaki), meminimalkan pengunaan tisu dan parfum spray, dsb.

Banyak yah?? Hehe, tapi ga susah kan?? Selain bisa mengurangi masalah global warming, kita juga bisa menghemat pengeluaran biaya sekaligus menyehatkan tubuh. Makanya, dicoba deh..