Aku adalah anak pertama dalam suatu keluarga yang terdiri dari seorang ayah, seorang ibu, dan empat orang anak. Ketiga adikku bisa dibilang anak-anak yang sangat rewel dan sulit diatur. Kalo aku menasihati mereka, mereka malah menangis dan ujung-ujungnya, akulah yang kemudian dimarahi oleh kedua orang tuaku. Mungkin karena itu, aku jadi sering sebal pada mereka, pada Popz (ayahku) yang moody-an dan menurutku suka mendahulukan kepentingan orang lain ketimbang keluarganya, Momz (ibuku) yang cerewet dan keras kepala, serta ketiga adikku yang sering berulah, berisik, dan membuat rumah berantakan.
Jumat, 29 Februari 2008
(F)ather (A)nd (M)other (I) (L)ove (Y)ou
Aku adalah anak pertama dalam suatu keluarga yang terdiri dari seorang ayah, seorang ibu, dan empat orang anak. Ketiga adikku bisa dibilang anak-anak yang sangat rewel dan sulit diatur. Kalo aku menasihati mereka, mereka malah menangis dan ujung-ujungnya, akulah yang kemudian dimarahi oleh kedua orang tuaku. Mungkin karena itu, aku jadi sering sebal pada mereka, pada Popz (ayahku) yang moody-an dan menurutku suka mendahulukan kepentingan orang lain ketimbang keluarganya, Momz (ibuku) yang cerewet dan keras kepala, serta ketiga adikku yang sering berulah, berisik, dan membuat rumah berantakan.
A Letter 4 My Father in Heaven
Hi, Lord..
How are you??
This is me
I’m Your kid
I’m Your child
I'm a new thought from You
I know You know me
I know You always see whatever I do
I know You always hear whatever I say
I know You know all about me
I know You always care about me
And I know You never leave me alone
Thank You, God
For the safety
For Your kindness
For Your help
For Your attention
For Your gifts
For my life
For the blessing
For Your enclosed
And for Your love
with love,
^Your Little Gal^
nb: surat ini aq yg karang sendiri pas zaman SMA doeloe.. yg ini udah versi editannya.. versi aslinya ada di blog friendsterku archieve zaman baheula!! hehe.. kalo kubaca2 laghee.. jadul juga ya niy surat.. kta2nya ga ada yang canggih gethoo..
I'm So Special..n So You are!!
Supaya makin oke, Tuhan itu nyiptain kita secara spesifik, sehingga ga ada satupun dari kita yang persis sama, biar kembar identik sekalipun. Kalo ga percaya, cek aja sidik jari kita. Di seluruh dunia, ga ada deh yang nyamain. Keren kan? Makanya, kita jangan pernah ngebandingin diri kita ama orang-orang di sekitar kita.
Walopun kita ini ciptaan yang spesial, kita ga lepas dari kelebihan dan kekurangan. Ya iyalah, kalo kita perfect, apa bedanya kita ama Tuhan? Mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya, 'kenapa siy kita mesti punya kelemahan?' Jawabannya, karena Tuhan adalah Allah yang rindu untuk dicintai dan dikasihi oleh kita, anak-anakNya (Kel. 20: 5-6). Dia tahu banget kalo yang namanya manusia suka lupa daratan kalo lagi seneng dan baru inget Tuhan kalo lagi susah. Tuhan pengen kita selalu bergantung sama Dia, baik senang maupun susah. Dia ingin kita memuji dan memuliakan Dia dengan kelebihan dan kekurangan kita. Banyak kejadian dimana Tuhan justru menggunakan kekurangan kita sebagai berkat bagi sesama kita dan tak jarang kelebihan yang kita miliki justru menimbulkan bencana jika kita salah menggunakannya.
Contohnya aja, Raja Daud yang di masa kecilnya diremehkan karena bentuk tubuhnya yang kecil. Tapi karena Tuhan menyertai dia, dia berhasil mengalah Goliat yang tubuhnya jauh lebih besar dari dia (I Sam. 17: 40-58). Sementara anaknya Salomo yang diberkahi Tuhan dengan hikmat, kebijaksanaan, dan kekayaan yang melimpah malah jatuh ke penyembahan berhala karena cintanya pada istri-istrinya (I Raj. 11: 1-13). Jadi, ga selamanya kelebihan jadi berkat dan kekurangan jadi bencana.
Nah kalo kita belum tahu apa kelebihan kita, coba deh ambil waktu sejenak untuk memikirkan apa kelebihan kita (Rm. 12: 6). Kalo belum nemu juga, jangan putus asa. Ingat, Tuhan memberi kita karunia yang beda satu dengan lainnya (I Kor. 1: 5-7). Jadi, minta Tuhan nunjukin kelebihan kita itu (I Kor. 7:7). Buat kita yang udah tahu kelebihan dan kekurangan kita, mulailah berkarya dan berkreasi untuk Tuhan (I Tim. 4: 14).
Ketika kita sukses dalam berkarya dan berkreasi, bahkan yang buat Tuhan sekalipun, kadang kita jadi lupa diri dan menganggap kesuksesan itu adalah buah kerja keras kita sendiri. Wah kalo udah begini, kita harus waspada karena berkat kita nantinya jadi macet dan ga bisa mengalir pada sesama kita. Sebaliknya, ketika kita gagal, jangan pernah ngejelekin diri sendiri apalagi dengan omongan karena lidah kita berkuasa lhow (Ams. 18:21). Gagal itu wajar kok dan kegagalan merupakan pelajaran untuk meraih sukses. Kalo ga percaya, kamu boleh baca buku-buku biografi orang-orang sukses tingkat nasional maupun internasional. Semua kesuksesan yang mereka raih merupakan buah kegagalan di masa lalu mereka.
Ingat lowh, kita ini spesial, ga ada duanya, dan Tuhan nyiptain kita dengan segala dan kelebihan kita dengan maksud dan tujuan yang ruarrr biasa. So, cintailah diri kita apa adanya dan ayo semangat berkarya dan berkreasi buat Tuhan!!
Prenz
I’m not a nice person
But I’m grateful to have friends
I’m not a nice friend
But I’m grateful to have close friends
I feel happy
When I talk with them
Joke with them
Sing with them
Share to them
Sometimes they don’t hear me or care about me
Sometimes I disappoint them
Sometimes we anger each other
But, God had given them for me
To laughing with me
To cry with me
To make me feel that I'm not alone
People say.. that what friends're for
And you, my friends..
I love all of you..
Whoever you are!!
Jawaban Doaku!!
Pagi ini bener-bener sial deh. Bangun kesiangan. Ga sempet sarapan. Tugas belum kelar pula. Huh, pokoknya aku bete banget deh. Padahal tadi aku dah sate, tapi kok hati aku belum benar-benar teduh, ya?!
Hmm, yang penting sekarang, semangat jalan kaki ke gereja. Tu, wa, tu, wa! Wah, niy jalan sepi amat. Oh, iya kan niy hari Minggu, jelas aja jalannya agak lengang gini. Orang-orang masih pada molor kali, ya? Kalo Nico, kira-kira lagi ngapain, ya? Tu anak gereja pagi ga, ya? Atau masih molor? Lho, lho, kok aku tiba-tiba inget dia siy? Kalo dipikir-pikir, dah lama juga ya aku ngegebetin dia. Dari zaman SMP, euy! Walah lama amat yakh?! Herannya, sampe sekarang kok aku belum bisa melupakan dia. Ya, iyalah. Gimana bisa lupa kalo dari SMP sampe kuliah, kita sekolah dan ngampus di tempat yang sama?
Tapi kan udah setahun ini, aku ga pernah ketemu sama dia, nomor ponselnya hilang gara-gara beberapa bulan lalu ponselku dicopet, dan email-ku pun belom dia bales. Tapi kata temen-temen, dia ga banyak perubahan siy. Masih gitu-gitu aja.
Huh, kenapa aku inget-inget dia lagi siy? Harusnya kan aku udah ngelupain dia. Bukan sebagai temen siy, tapi sebagai gebetan. Aku tahu siy kalo dari dulu dia nganggep aku seperti adiknya sendiri, tapi entah kenapa, aku selalu berharap suatu hari dia bisa nganggep aku lebih dari itu.
Oh, oke, kayaknya hari ini waktu yang tepat untuk mulai berkomitmen ngelupain dia deh mumpung masih dalam suasana tahun baru. Hmm, ini bisa jadi salah satu resolusi tahun baruku. Kalo gitu, Tuhan, kita bikin perjanjian, ya. Aku janji bakal ngelupain dia, kalo aku bisa ketemu sama dia sekaliiiiiiii aja. Kalo ga, ya berarti emang udah takdirku nungguin dia..
Hwakaqueque!! Sudah bernasib apes pagi-pagi begini, apa iya aku masih bisa ketiban untung? Lagian, ketemu ga ketemu, tetap aja aku ga beruntung. Kalo ketemu, berarti aku musti rela ngelupain dia; kalo mo ga ngelupain, berarti ga bisa ketemu sama dia. Huuuuh, ribet amat siy mo ketemu doank?! Walo begitu, aku berharapnya bisa ketemu siy. Tapi.. udah celingukan sepanjang jalan gini, kok aku ga ada lihat dia juga, ya? Mungkin hari ini memang bukan hari keberuntunganku..
Senin, 7 Januari 2008
Ternyata, bukan hanya kemarin hari sialku karena hari ini aku terbangun dengan fakta bahwa hari ini ada jadwal ujian mata kuliah yang paling tidak bisa kupahami walopun sudah kuulang dua kali. Bukannya aku tidak mau belajar, hanya saja aku sendiri bingung apa yang harus aku pelajari. Jadi ya, modal nekat aja deh..
Ya, dengan modal nekat itu, aku bersama sahabatku, Gina, berjalan kaki ke kampus. Kami sibuk berdiskusi apa yang akan ditanyakan dalam ujian nanti berhubung kami dikuliahi oleh dua dosen yang berbeda untuk mata kuliah yang sama. Saat kami sedang asyik beradu argumen, sayup-sayup kami mendengar ada suara memanggil namaku, “Reta!!”
Aku menoleh ke kanan dan melihat seseorang melambaikan tangan ke arahku. Berhubung aku tidak mengenakan kaca mataku, perlu waktu beberapa detik untuk mengenali sosoknya. Dan ternyata, itu memang dia. Wuah, senangnya bisa ketemu sama dia. Eits, jangan senang dulu! Ini kan artinya aku harus mulai ngelupain dia. Hmm, jadi ini jawaban doaku yang kemarin..
Dan ternyata tak seperti perkiraanku sebelumnya, aku rela-rela aja tuh pegang komitmen awalku buat ngelupain dia. Mungkin karena dari awal aku yakin, Tuhanlah yang paling tahu yang terbaik buat aku. Dan kurasa memang inilah yang terbaik. Mungkin selama ini aku sendiri yang menenggelamkan diriku dalam obsesi yang ga jelas juntrungannya dan sebenarnya ga penting, cuma aku terlalu gengsi untuk mengakuinya. Huh, kenapa aku baru sadar setelah sekian tahun berlalu ya? Ya, memang tidak berlalu begitu saja. Aku tahu ada hal yang ingin Tuhan sampaikan padaku melalui peristiwa ini..
Memberikan seluruh cinta kita kepada seseorang bukan jaminan dia akan membalas cinta kita. Cinta yang tulus ga mengharapkan balasan. Jadi, tunggu aja sampai cinta juga tumbuh di hatinya, atau kalo ga ya.. berbahagialah karena cinta itu tumbuh di hati kita.. Halah, ga banget siy kata-katanya..
Valentine.. Before, Now, and Then
Perayaan Valentine, yang jatuh pada tanggal 14 Februari, mulanya hanyalah tradisi bangsa Romawi. Ada yang menyebut bahwa Valentine adalah hari penghormatan kepada Dewi Juno yang dianggap sebagai dewi perempuan dan perkawinan sekaligus sebagai hari pra festival Lupercalis dimana para pemuda menarik undian yang berisi nama gadis yang menjadi pasangan mereka dan saling bertukar hadiah dengan pasangannya tersebut.
Setelah bangsa Romawi menjadi Kristen, gereja menggunakan tanggal ini untuk mengenang dua tokoh, yaitu Valentino dan Santo Valentine. Valentino yang seorang tentara Romawi dihukum mati oleh Kaisar Claudius II karena menikah dengan gadis pilihannya. Pada masa itu, kaisar tidak mengijinkan tentara untuk menikah dengan alasan untuk membendung kekuatan bala tentaranya. Sementara Santo Valentine dipukuli dengan tongkat lalu dipenggal kepalanya karena ia bersama Santo Marius dan beberapa martir lain menikahkan pasangan Romawi secara sembunyi-sembunyi. Mereka lalu disebut sebagai santo pelindung bagi pasangan yang sedang jatuh cinta.
Di masa lalu, Valentine dirayakan dengan mengadakan misa untuk mengenang Santo Valentine. Tradisi berkembang dengan meletakan bunga di makam seorang pemuda bernama Valentino yang terkenal karena ketampanannya. Lalu berkembang lagi dengan memberikan bunga kepada orang-orang terkasih. Kemudian, pemberian bunga kadang diganti dengan coklat berbentuk hati. Lalu, berkembang pula tradisi mengirimkan kartu ucapan Valentine. Konon, kartu Valentine adalah kartu ucapan yang pertama kali dibuat, lho.
Di masa sekarang, kebanyakan orang merayakan Valentine hanya sebagai perayaan hura-hura. Valentine tak cuma diadakan dalam persekutuan, tapi juga di mal, hotel, cafe, diskotek, dan tempat hiburan lainnya. Yang mengherankan, sebagian orang juga menganggap ada yang kurang jika Valentine dirayakan tanpa pasangan, sehingga tak jarang orang asal memilih pasangan dengan alasan agar tidak berstatus jomblo di hari Valentine. Padahal Valentine adalah peringatan hari kasih sayang untuk semua orang yang kita kasihi, bukan hanya pasangan saja. Tak jarang juga, perayaan-perayaan Valentine dihiasi dengan aksi mabuk-mabukan, pesta drugs, lalu berakhir dengan one night stand.
Sayang banget kan, kalo perayaan kasih sayang malah berubah jadi bencana buat kita atau orang-orang di sekeliling kita? Sebagai generasi muda, kita kudu waspada ama yang beginian. Ngerayain Valentine siy boleh-boleh aja asal kita tahu cara yang benar untuk mengungkapkan kasih sayang kita buat orang-orang yang kita kasihi dan –jangan lupa juga– kepada Tuhan. Kalau bosan dengan perayaan yang gitu-gitu aja, kita bisa coba lakukan hal baru. Misalnya saja memasak masakan spesial untuk keluarga atau memberi kejutan dengan menata ulang dekorasi rumah; memberi barang unik hasil recycle kreasi sendiri buat teman, pasangan, atau tetangga; menghibur atau memberi pelatihan kreasi seni yang unik pada pasien-pasien di rumah sakit, orang-orang yang mendekam di LP (Lembaga Pemasyarakatan), orang-orang lansia di panti jompo, siswa-siswa di SLB (Sekolah Luar Biasa), atau anak-anak panti asuhan; mengajak teman-teman mengumpulkan dana atau barang untuk disumbangkan pada yang membutuhkan, dan masih banyak lagi. Dijamin, hari Valentine kita bakal tambah seru dan pastinya berkesan!!
*dari berbagai sumber
Sabtu, 09 Februari 2008
Benci Jadi Cinta, Sayang Jadi..??
Gue lagi sedih gara-gara kalah dalam semifinal lomba cerdas tangkas di sekolah, sedangkan dia masuk final dan dapat juara unggulan. Gue yang malu campur sedih jadi ga konsen belajar, padahal hari itu ada ujian elektronika. Uh, ga banget deh. Gue sih oke-oke aja disuruh ngapalin rumus dan gambar rangkaian, tapi jangan suruh gue ngegambar barang elektronik. Apalagi, guru elektronika gue itu rese banget. Masak rangkaian setrika gue udah bener tapi cuma dapet 8 poin dari 10 poin maksimum. Alasannya, gambar gue ga mirip kayak setrika. Yaelah, yang penting kan rangkaiannya, bukan setrikanya.
Golongan Darah Tentukan Kepribadian Qta??
- perfeksionis
- teratur/stabil
- mudah stres
GOLONGAN B
- individualis
- ambisius
- moody, destruktif
GOLONGAN AB
- rasional
- kreatif
- emosional, 'dingin'
GOLONGAN O
- berjiwa kepemimpinan
- hangat/penuh kasih
- ambisius
Nah, bener ga tuh?! Tapi walopun itu sifat dasar, sifat-sifat tersebut bisa berubah atau berbeda, tergantung dari lingkungan maupun keinginan kuat si individu itu sendiri. Pelihara sifat yang positif n buang jauh-jauh yang negatif. Wokeh?!
Penguatan Radio Komunitas sebagai Media Pemberdaya Masyarakat
1. Radio komunitas diperuntukan bagi kepentingan masyarakat.
2. Isi atau paket siaran radio ini berdasarkan kondisi riil masyarakat. Artinya, siaran radio ini menanggapi potensi yang dimiliki masyarakat komunitasnya agar potensi tersebut dapat dikembangkan sekaligus mencoba mencari solusi bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh komunitas tersebut.
3. Radio ini dibentuk atau dibangun secara bersama-sama oleh masyarakat dan dikelola oleh manajemen yang terdiri dari masyarakat itu sendiri, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam menentukan kebijakan-kebijakan radio tersebut.
4. Paket siaran radio komunitas dibuat dengan tujuan agar merangsang muncul, tumbuh, dan kembangnya dialog antaranggota komunitas tersebut mengenai isu-isu penting, terutama yang terkait dengan kehidupan komunitas tersebut.
5. Dialog yang berkembang dalam komunitas tersebut diharapkan dapat memunculkan rumusan solusi untuk memecahkan masalah-masalah yang harus dihadapi oleh komunitas tersebut.
1. Membentuk tim pelaksana pembangunan radio komunitas. Angota yang dimasukkan dalam tim ini harus bervariatif dan kompeten terhadap keberlangsungan hidup radio ini, seperti orang lokal yang menguasai bidang elektronik maupun kesenian, serta pemandu dialog atau penyiar yang dapat besasal dari mana saja, seperti kaum muda, tokoh masyarakat, maupun realawan dari masyarakat umum.
2. Mendiskusikan pelaksanaan pembangunan radio dengan teknisi radio. Adapun pokok bahasan diskusi ini adalah mengenai perangkat yang dibutuhkan, cara merakit perang-perangkat tersebut, cara menggunakan perangkat tersebut untuk penyiaran, pembuatan ijin siar, cara memproduksi paket-paket atau program-program siaran, dan sebagainya.
3. Mendirikan atau membentuk radio komunitas. Untuk mendirikan radio komunitas, penyelenggara harus mempertimbangkan sumber dana, lokasi studio, nama radio, dan sebagainya. Semuanya itu harus disetujui oleh segenap masyarakat yang bernaung dalam komunitas radio tersebut dan masyarakat harus ikut merasa memiliki radio tersebut. Caranya bisa dengan melibatkan masyarakat dalam mengelola radio tersebut.
4. Mengisi paket siaran. Dalam membuat paket-paket siaran radio komunitas, penyelenggara harus mempertimbangkan maslah-masalah yang dihadapi masyarakat. Artinya paket-paket siaran tersebut harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat komunitas itu sendiri. Jenis siarannya dapat bervariasi, baik berupa dialog maupun hiburan yang akrab dengan keseharian komunitas tersebut, seperti humor yang bisaa dicandakan, kesenian rakyat, drama radio mengenai kehidupan sehari-hari, dan sebagainya. Yang tak kalah pentingnya adalah perencanaan proses produksi, pencarian dana, komposisi waktu siar, dan penanggung jawab tiap paket siaran agar tidak terjadi tumpang tindih tugas.
5. Mengevaluasi siaran dan hal-hal di balik siaran radio. Kegiatan ini harus melibatkan anggota komunitas agar mereka juga merasa memiliki radio ini. Untuk itu, ada baiknya jika kegiatan evaluasi dilakukan dalam pertemuan/rapat komunitas. Evaluasi harus dilakukan secara berkala, misalnya dua minggu atau sebulan sekali. Dengan evaluasi, anggota komunitas tak hanya dapat memberi kritik, tetapi juga dapat mengajukan saran-saran agar radio ini makin berkembang.
Buku
Jonathans, Errol. 2006. Socrates di Radio: Esai-esai Jagat Keradioan. Yogyakarta: Gongplus.
Prayudha, Harley. 2005. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. Malang: Bayumedia.
Nasution, Zulkarimen. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Artikel Online
http://id.wikipedia.org
http://p2kp.org
http://radiokomunitas.blogspot.comhttp://slaksmi.wordpress.com
Film Indonesia: Bangkit dari Kubur atau Bernafas dalam Lumpur?
Setelah lama tak terlihat sepak terjangnya, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan kehadiran film keluarga berjudul Petualangan Sherina yang mengusung genre musikal anak dan dimainkan secara apik oleh duet Sherina Munaf dan Derbi Romeo.
Ruang Gerak Film Indonesia
Indonesia merupakan negara yang kaya akan seni dan budaya. Sayangnya, kekayaan seni dan budaya nasional justru amat jarang dimasukan sebagai unsur dalam film nasional, baik sebagai unsur penting maupun unsur pendukung. Padahal jika melihat dari sejarah perfilman di Indonesia, film awalnya dianggap sebagai kelanjutan dari pentas seni peran tradisional semacam wayang, ludruk, atau ketoprak. Yang membuat masyarakat antusias dengan film adalah setting film terlihat lebih nyata dan ada efek-efek khusus yang membuat film makin menarik untuk ditonton.
Fenomena Film Horor
Seperti telah saya ungkapkan pada bagian pendahuluan, film horor menjadi fenomena penuh pro kontra. Pro kontra di kalangan para sineas terjadi karena tujuan dan visi yang berbeda dalam benak para sineas itu sendiri. Ada yang menganggap bahwa film horor juga merupakan film bernilai seni tinggi dan sangat menarik untuk diangkat di layar lebar. Sementara sineas lain hanya menganggap film horor sekedar proyek untuk memperoleh penonton sebanyak mungkin dan memperoleh keuntungan komersil yang tinggi karena saat ini masyarakat Indonesia masih menggemari hal-hal berbau gaib.
Drama Percintaan yang Tak Ada Habisnya
Yang tak kalah fenomenalnya dengan film horor, tentu saja film drama romantis. Kisah-kisah percintaan memang selalu menarik untuk diangkat walau pada dasarnya hanya berputar pada masalah yang itu-itu saja. Jadi, kekuatan yang ditonjolkan dalam film bergenre ini bisaanya adalah para pemainnya, entah itu yang memiliki penampilan unik dan menarik, akting yang memadai, atau kolaborasi keduanya.
Kreativitas yang Terkungkung
Ketika para sineas dikritik tidak kreatif, mereka suka melontarkan alasan bahwa lembaga film seperti Lembaga Sensor Film Indonesia mengukung ide-ide kreatif mereka, sehingga pergerakan mereka menjadi sangat terbatas. Padahal jika melihat kinerja para pekerja iklan, kungkungan dari Lembaga Sensor Film sebenarnya tak seberapa. Lembaga ini hanya melarang munculnya hal-hal berbau seks, kekerasan, ataupun hal-hal yang menyinggung masalah SARA dan maksudnya tentu baik, agar tidak terjadi perpecahan yang berujung pada kerusuhan massa.
Para sineas masih dapat memproduksi film tanpa terlalu menonjolkan hal-hal yang kurang berkenan di hati lembaga sensor dan memasukan hal-hal yang lebih penting yang justru bisa menjadi pilihan dalam memberi warna baru dalam industri film lokal. Dan jika mereka menyadari bahwa hal-hal berbau seks dan kekerasanlah yang merupakan salah satu penyebab runtuhnya dinasti perfilman Indonesia pada era 1990-an, mereka tentunya tidak ingin hal yang sama terjadi lagi dalam era ini, dimana film Indonesia mulai bangkit kembali.
Artistik yang Memburuk dan Apresiasi terhadap Film Indonesia
Masalah yang tak peliknya adalah artistik dari film itu sendiri, baik dari segi tampilan gambar maupun dari segi suara. Sebagian sineas Indonesia mulai beralih dari teknologi seluloid ke teknologi yang lebih praktis, yakni dengan menggunakan pita yang biasa digunakan dalam proses produksi sinetron.
Meski dengan artistik yang begitu buruknya, adrenalin para sineas Indonesia tetap tinggi dalam berlomba-lomba memproduksi film, dan seiring dengan meningkatnya adrenalin para sineas dalam memproduksi film, ajang apresiasi bagi film dan orang-orang yang berkecimpung di dalamnya pun mulai semarak, seperti kembali hadirnya Festival Film Indonesia yang berpialakan Citra, serta munculnya ajang penghargaan film lain seperti MTV Movie Award dan Festival Film Terpuji. Ini menunjukan bahwa masyarakat Indonesia tidak serta-merta mengabaikan keberadaan film karya anak bangsa, tetapi justru memberi apresiasi yang cukup besar, baik kepada para pembuat film, para pemain yang bermunculan di dalamnya, maupun karya film itu sendiri. Sayang sekali jika apresiasi ini tidak dibarengi oleh semangat berkreativitas yang juga besar.
Kesimpulan
Karya anak bangsa, apapun itu, tentu tidak dapat diabaikan begitu saja. Tetapi jika karya tersebut memang tidak berkualitas, sulit bagi kita untuk memberi apresiasi bagi karya maupun sang pembuat karya tersebut, apalagi jika karya yang dihasilkan tidak orisinil, alias menjiplak (bukan mengadaptasi) karya lain. Ini tentu menjatuhkan nilai karya dan sang pembuat karya itu sendiri.
Daftar Pustaka
Buku
Irawanto, Budi, dkk. 2004. Menguak peta Perfilman Indonesia. Jakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.
Artikel dalam Diktat Kuliah Filmologi 2006
- Ragam Film (Genre)
- Sepuluh Tahun Terakhir Perfilman Indonesia
Artikel Online
http://imagejakarta.blog.co.uk/2007/11/06/jumlah_output_film_indonesia_2007_53_fil~3254039http://www.geocities.com/Paris/7229/film.htm
Contoh Proposal Penelitian kualitatif yang Sebaiknya Ga Ditiru!!
JUDUL
ANALISIS WACANA TAYANGAN SERIAL KOREA DI STASIUN TELEVISI INDOSIAR PERIODE MEI 2005-MEI 2006 TENTANG MUATAN BUDAYA KOREA
LATAR BELAKANG
Stasiun televisi Indosiar memang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan stasiun televisi swasta di Indonesia lainnya. Sejak bertahun-tahun lamanya, Indosiar sudah memiliki penggemar tersendiri karena menayangkan berbagai anime (serial kartun Jepang), serial Jepang, dan serial kungfu Mandarin. Biasanya, serial-serial yang tayang di Indosiar ada masanya, terkadang Jepang, dua tahun berikutnya Mandarin, dan seterusnya. Serial-serial yang ditayangkan oleh stasiun televisi ini pun sering kali booming dan kerap menjadi buah bibir di berbagai kalangan, khususnya pelajar dan mahasiswa.
Sukses dengan serial Full House pada bulan Mei tahun 2005, Indosiar mulai bergeser menayangkan berbagai serial produksi Korea Selatan (Korsel). Sebenarnya beberapa tahun silam, Indosiar pernah sukses menayangkan serial Endless Love, Hotelier, dan Summer Scent yang juga produksi Korsel, yang sarat dengan air mata. Bahkan saking suksesnya, serial Endless Love diputar ulang di Indosiar dan RCTI, serta novelnya diterbitkan dalam terjemahan Indonesia.
Walaupun serial yang diputar selama ini cenderung seputar kehidupan remaja dan dewasa, tetapi serial-serial Korea yang ditayangkan Indosiar layak untuk dikonsumsi oleh anak-anak di bawah pengawasan orang dewasa. Pada awal tahun ini, Indosiar juga sempat menayangkan serial Korea yang tak hanya menghibur, tetapi juga menjadi sarana belajar, yaitu serial Jewel in The Palace. Serial ini menggugah beberapa pengajar sekolah dasar untuk menyisipkan kisahnya dalam proses belajar mengajar di sekolah karena dianggap dapat dijadikan teladan bagi para siswa.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik sebuah rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana muatan budaya Korea ditampilkan dalam serial-serial Korea yang ditayangkan oleh stasiun televisi Indosiar periode Mei 2005-Mei 2006?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat ditarik suatu tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu:
- Untuk mengetahui bagaimana muatan budaya Korea ditampilkan dalam serial-serial Korea yang ditayangkan oleh stasiun televisi Indosiar periode Mei 2005-Mei 2006.
MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini maka dapat diambil manfaat penelitian bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, yaitu:
- Bila tujuan penelitian ini tercapai maka kita akan tahu bagaimana serial Korea yang ditayangkan Indosiar periode Mei 2005-Mei 2006 memunculkan wacana tentang pengenalan budaya Korea kepada negara-negara tetangganya, dalam hal ini Indonesia. Secara disadari maupun tidak, khalayak selaku penonton serial ini dikenalkan dengan budaya Korea melalui kisah dalam serial-serial produksinya.
KERANGKA KONSEP
Budaya dan Media Massa
Indosiar merupakan salah satu media massa elektronik yang telah belasan tahun menemani penikmat televisi di Indonesia. Sebagai stasiun TV nasional yang berproduksi dan berlokasi di Indonesia, tepatnya di ibukota negara ini, Indosiar memegang teguh nilai-nilai yang dianut bangsa Indonesia. Apalagi, mayoritas karyawan stasiun televisi ini adalah warga Indonesia.
Ketika pihak Indosiar memutuskan untuk menayangkan berbagai program tayangan dari negara lain di luar Indonesia, dalam hal ini program tayangan serial Korea, berarti Indosiar turut serta mengenalkan dan menyosialisasikan budaya bangsa Korea kepada khalayak di Indonesia. Bertambah banyaknya jumlah penggemar serial Korea di Indonesia menunjukan bahwa khalayak dapat menerima budaya masyarakat Korea dengan baik, bahkan terkadang mengikuti tren busana maupun ucapan yang dimunculkan di dalam serial yang ditayangkan.
Kemudian, Indosiar juga berperan menghapus citra serial Korea yang katanya sarat dengan problematika, dilema, dan air mata. Serial Korea yang ditayangkan pada periode Mei 2005-Mei 2006 di Indosiar tidak hanya menonjolkan kesedihan dan kekecewaan semata, melainkan sudah mulai bergeser dengan intrik yang sederhana tapi unik dan diselingi dengan berbagai situasi lucu (humoris) yang menghibur.
Tak hanya itu, forum diskusi yang disediakan oleh stasiun TV ini juga membantu mempertemukan para penonton serial Korea, baik yang menggemari maupun yang anti. Penggemar serial Korea dapat saling bertukar info terbaru mengenai aktor-aktris Korea favorit mereka, serial-serial terbaru produksi Korsel, maupun cara memperoleh gambar, sinopsis, atau DVD serial favorit mereka. Para penggemar juga tak lupa memberikan kritik dan saran mengenai serial-serial yang ditayangkan oleh stasiun televisi ini. Biasanya respon para anggota forum sangat positif terhadap serial-serial Korea yang tayang di Indosiar sepanjang setahun terakhir karena sudah banyak jenis drama yang ditayangkan, sehingga khalayak tidak bosan dengan kisah drama yang itu-itu saja.
Budaya Korea
Banyak orang yang secara reflek membentuk jari-jarinya seperti huruf V ketika hendak difoto. Budaya seperti ini, sangat sering kita jumpai pada masyarakat Asia Timur, salah satunya Korsel. Ada lagi yang suka meneriakan kata ‘semangat’ dan ‘rajin’ setelah menonton tayangan Full House.
Seperti yang telah penulis sebutkan di atas, serial Jewel in The Palace tak hanya berisikan seputar kisah cinta semata, tetapi juga memasukan unsur sejarah di bidang kedokteran bangsa Korea. Bagi para siswa sekolah di Korea, serial ini jelas membantu mereka mengenal bagian dari sejarah bangsa mereka, tetapi serial ini juga dapat menjadi teladan bagi bangsa-bangsa lainnya karena keteladanan yang ditunjukan dalam keseharian si tokoh utama, seperti pantang menyerah, selalu ingin tahu, dan mencari kesempatan dalam kesempitan. Serial ini banyak menunjukan bagaimana budaya bangsa Korea dalam berpikir, bersikap, bertutur, maupun berbusana di masa lampau. Bahkan serial ini juga dapat dijadikan sarana media untuk mengenalkan kembali penggunaan tanaman yang berguna bagi kesehatan maupun pengobatan.
Sementara, serial-serial Korea lainnya yang pernah ditayangkan Indosiar menunjukan bahwa masyarakat Korea modern banyak dipengaruhi oleh budaya Barat, terutama dari gaya hidup dan gaya berbusana. Para wanita umumnya berbusana minimalis dengan rangkaian warna tabrak lari, sementara para pria tetap menggunakan kaos maupun kemeja dengan berbagai potongan terbaru.
Serial Korea yang menampilkan adegan pernikahan, misalnya Full House dan 18 vs 29, memperlihatkan proses pemberkatan nikah. Hal ini terkait dengan bangsa Korea yang memiliki beberapa jenis aliran kepercayaan sudah banyak dipengaruhi ajaran Kristen, baik Protestan maupun Katolik.
KERANGKA PEMIKIRAN
Pendekatan Penelitian Program Acara Serial Korea di Indosiar
Pendekatan terhadap objek dari penelitian ini diperlukan untuk memperoleh teori penelitian yang tepat. Mengingat objek penelitian ini adalah serial-serial Korea yang ditayangkan oleh Indosiar pada periode Mei 2005-Mei 2006, maka dilakukan tiga pendekatan terhadap obyek penelitian ini, yaitu pendekatan ekonomi politik, pendekatan budaya, dan pendekatan sosial.
Pendekatan ekonomi politik mengandung makna suatu langkah pendekatan yang menitikberatkan pada bagaimana idealisme stasiun TV Indosiar ikut mempengaruhi program susunan acara yang ditayangkan, dalam hal ini serial produksi Korsel, serta seberapa besar campur tangan pemilik modal terhadap penayangan program tersebut. Keadaan ekonomi dan politik dalam tubuh Indosiar itu sendiri sangat menentukan kebijakan-kebijakan redaksional yang dibuat. Melihat fenomena konglomerasi media yang banyak terjadi saat ini, mungkin sekali bila kekuatan politik ekonomi menjadi dominan dalam menentukan bentuk, bahasa (terjemahan percakapan dalam bahasa Indonesia), serta adegan yang boleh ditampilkan maupun tidak.
Pendekatan budaya dalam penelitian ini berarti suatu langkah pendekatan terhadap kondisi budaya di Indonesia. Latar belakang budaya, agama, ras, dan suku yang berbeda-beda turut memberi pengaruh pada gaya bahasa maupun situasi (dalam serial) yang boleh ditampilkan di layar kaca. Indosiar yang memegang norma-norma budaya bangsa Indonesia menggunakan norma-norma tersebut untuk menyaring dan mempertimbangkan budaya seperti bangsa asing apa yang patut ditiru dan dihindari oleh bangsa Indonesia. Dengan kata lain, bagaimana bentuk penayangan serial-serial Korea tersebut akan sangat tergantung pada budaya bangsa Indonesia yang majemuk dan terbuka, tetapi tetap memegang teguh prinsip-prinsip (dalam hal ini, dasar negara dan peraturan perundang-undangan) yang telah disepakati bersama.
Pendekatan sosial merupakan sebuah langkah pendekatan terhadap program acara serial Korea melalui wilayah sosial. Yang dimaksud dengan wilayah sosial di sini adalah lingkungan penonton serial-serial Korea tersebut. Target audiens stasiun TV Indosiar, khususnya penikmat serial Korea, sangat menentukan arah tulisan wartawan-wartawan berbagai majalah dan tabloid, khususnya majalah dan tabloid wanita yang kerap menampilkan sinopsis dari serial yang akan maupun sedang ditayangkan, maupun penulis artikel-artikel di portal milik Indosiar karena wacana yang disajikan media cetak dan elektronik tersebut merupakan bagian dari wacana yang berkembang di masyarakat. Jadi, Indosiar melalui iklan dan portalnya dalam memberitakan dan mengarahkan penonton menuju wacana budaya Korea kepada audiens.
Kerangka Pemikiran
Wacana budaya Korea yang hendak diangkat oleh peneliti dalam penelitian ini menitikberatkan pada keseharian masyarakat Korea sebagai budaya bangsa Korea yang dicobakenalkan pada bangsanya sendiri maupun pada negara-negara tetangga melalui program acara serial produksi mereka.Bangsa Korea tak hanya ingin mengeruk pemasukan devisa saja melalui penjualan produk serial-serialnya, tetapi juga menjalin kerjasama di berbagai bidang sekaligus mengajak bangsa lain menjalin persahabatan dan mempererat perdamaian dengan bangsanya.
Misalnya saja, para produser serial Korea mulai mengirimkan jargon-jargonnya untuk beraksi di kancah yang lebih besar lagi, yaitu Asia secara keseluruhan. Para pekerja seni Korea mulai dikontrak oleh berbagai rumah produksi di Jepang, Hongkong (Cina), dan Taiwan. Selain untuk menarik simpati khalayak dengan memperlihatkan bahwa aktor-aktris mereka adalah pekerja seni profesional dan berbakat, mereka sekaligus juga menjalin kerja sama di bidang seni dengan negara tetangga, yang telah maju lebih dulu.
Selain itu, soudtrack-soundtrack serial Korea yang easy learning mendorong para penggemarnya untuk mencari lagu-lagu tersebut dalam bentuk mp3 beserta teksnya. Bahkan ada penggemar yang berusaha menerjemahkan isi lagu tersebut. Jadi, serial juga bisa sebagai sarana bagi bangsa Korea untuk memperkenalkan bahasanya kepada bangsa-bangsa lain, siapa tahu masyarakat di negara tetangganya tertarik untuk memperdalam bahasa sekaligus budaya Korea.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang adalah serial-serial Korea yang ditayangkan oleh Indosiar pada periode Mei 2005-Mei 2006.
Alasan mengapa memilih stasiun TV Indosiar sebagai objek penelitian ialah karena stasiun TV ini merupakan stasiun televisi nasional yang secara rutin menayangkan serial-serial produksi Korsel selama lima tahun terakhir. Bahkan sejak bulan Mei tahun 2005, Indosiar secara non-stop menayangkan serial-serial Korea pada sore hari selama lima hari dalam seminggu. Ini berarti Indosiar amat konsekuen dalam mengenalkan budaya Korea yang baru dilirik oleh masyarakat Indonesia pada lima tahun terakhir ini karena sebelumnya, masyarakat Indonesia umumnya hanya mengenal budaya Jepang dan China saja.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data tentang objek penelitian, peneliti menggunakan teknik dokumentasi serial-serial Korea yang ditayangkan Indosiar periode Mei 2005-mei 2006 dan artikel-artikel yang menyertai penayangan serial-serial tersebut yang terdapat dalam portal Indosiar.
Metode Analisis
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis wacana. Van Dijk melihat analisis wacana dalam 3 dimensi, yaitu (Eriyanto,2005: 226) :
1. Dimensi Teks;
2. Dimensi Kognisi Sosial; dan
3. Dimensi Analisis Sosial.
Analisis wacana adalah analisis tentang tulisan yang teratur, yang menurut urut-urutan yang semestinya atau logis. Karena itu wacana harus memiliki dua unsur penting, yaitu kesatuan (unity) dan kepaduan (coherence). Proses berpikir seseorang erat kaitannya dengan ad tidaknya kesatuan dan koherensi dalam tulisan yang disajikannya. Makin baik cara atau pola berpikir seseorang, pada umumnya makin terlihat jelas adanya kesatuan dan koherensi itu (Sobur, 2001:10). Wacana juga bisa diartikan sebagai upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subyek yang mengemukakan suatu pernyataan.
DAFTAR PUSTAKA
Abrar, Ana Nadhya. 2005. Terampil Menulis Proposal Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS.
Korea Overseas Information Service. 2003. Fakta tentang Korea. Seoul: Pelayanan Informasi Korea.
McQuail, Dennis. 1987. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar (terjemahan): Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Subarlam, dkk. 2005. Teori dan Praktek Analisis Wacana. Solo: 2005.
http://www.indosiar.com