Katanya, cinta terkadang menyakitkan. Yupz, kalau kita abis putus sama pacar, seringnya disertai sakit hati. Tapi, kalau masih pacaran aja, udah sering sakit hati gara-gara pacar berlaku kasar, sebagai cewek, kita kudu hati-hati!!
Ada beberapa alasan pacar bersikap kasar pada kita. Bisa jadi, ia tipe posesif. Tanda-tandanya, dia selalu ingin laporan detail dari kita sepanjang waktu mengenai aktivitas kita dan kerap bersikap mengatur berbagai hal dalam diri kita. Jangan termakan oleh gombalan ‘ga ada yang sayang sama kamu, seperti aku menyayangimu’. Bisa jadi juga, ia tipe pencemburu. Tandanya, dia sering menuduh kita selingkuh atau ga suka kita dekat dengan teman kita, terutama yang berlawanan jenis. Dan bisa jadi juga, dia orang yang terobsesi agar kita merasa membutuhkan dia. Tandanya, ia sering meremehkan kita dan tak jarang mempermalukan kita di depan umum. Dia akan selalu membandingkan kita dengan orang lain agar kita tertekan dan selalu menyalahkan kita bila ada masalah apapun dalam hubungan.
Ada tiga bentuk kekerasan dalam pacaran. Yang pertama kekerasan fisik, seperti menampar, memukul, menendang, dan sebagainya yang menyakiti tubuh. Yang kedua berupa emosi, seperti menghina, mengancam, membentak, meremehkan, atau bahkan mempermalukan kita. Dan yang terakhir, yang juga kerap terjadi adalah kekerasan seksual dimana pacar melakukan bentuk tindakan seksual yang ga kita inginkan dengan paksa.
Kalau kita menjadi korban, kita harus berani bilang ke pacar kalau kita merasa disakiti dan ingin dia memperbaiki sikapnya. Bila dia ga juga memperbaiki sikapnya, segera ambil langkah tegas untuk ‘putus’. Ada baiknya, jika kita mengonsultasikan hal ini dengan orang-orang terdekat kita, seperti keluarga ataupun sahabat. Jika kita mengalami luka fisik, kita juga ga usah malu untuk periksa ke dokter. Dan terakhir, bila kekerasan yang kita alami sudah sampai pada taraf parah, kita ga perlu ragu untuk lapor ke Komnas HAM.
Sayangnya, banyak cewek yang menjadi korban kekerasan justru memilih diam. Alasan utamanya adalah pacar selalu minta maaf dan kembali bersikap baik setelah melakukan kekerasan. Asal tahu saja, kemungkinan pacar untuk berubah amat sangat sedikit. Ia justu akan makin ‘menguasai’ kita, secara fisik maupun emosi. Kita juga ga perlu menganggap pacar bertindak kasar karena kitalah yang bersalah karena sebersalah apapun kita, pacar tidak punya hak atas tubuh kita! Yang tak kalah sering terjadi juga adalah pacar mengancam kita untuk tidak mengadukan tindakan kasarnya pada teman dan keluarga kita. Ini sih, sudah jelas menunjukan bahwa dia ‘ga beres’. Dan terakhir, alasan klise bahwa kita cinta sama dia dan ga siap untuk ‘putus’. Cinta memang harus terima pasangan apa adanya. Tapi, Tuhan ga melarang kita untuk memilih. Ia, pastinya, ingin kita mendapatkan yang terbaik bagi diri kita. Salah satunya adalah seseorang yang juga menerima kita apa adanya.
Nah, kalau kita punya teman yang menjadi korban, tapi ga berani mengambil tindakan dengan alasan-alasan di atas, coba bicara dengan teman kita dari hati ke hati. Ingat, jangan pernah menyalahkannya dan bantu kuatkan hatinya dengan mengatakan bahwa dia hanyalah korban, dia tidak pantas diperlakukan kasar, dan yang tak kalah penting, dia berhak untuk bahagia. Bila perlu, kita juga bantu teman kita untuk menceritakan masalah ini pada puhak-pihak yang dapat membantu, baik orang tua, dokter, polisi, maupun Komnas HAM.
^nouphz^
Diringkas dari artikel ‘Pacarku Kasar’ dalam ‘Seventeen’ edisi April 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar