Minggu, 02 Maret 2008

Antara napi, Sampah, dan Qta..

Apa yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar kata napi alias narapidana? Pastinya timbul berbagai pikiran yang negatif, baik berupa sifat, sikap, maupun tindakan. Tetapi, pernahkah kita merasa bahwa hidup napi jauh lebih beruntung daripada hidup kita?
Bayangkan saja! Hidup napi amat teratur. Mereka memiliki jadwal kerja, makan, dan tidur yang teratur. Sementara, kita terkadang bisa mengorbankan jam makan dan tidur karena pekerjaan yang harus kita selesaikan terlebih dahulu. Napi tidak perlu repot memikirkan makanan yang akan mereka makan karena sudah ada yang menyiapkannya bagi mereka. Sementara, kita harus menyiapkan makan kita sendiri bila kita lapar, entah itu dengan memasak di dapur atau pergi membeli di suatu tempat.
Terkadang, napi diperlakukan bak orang penting. Jika para napi ingin keluar atau masuk ke dan dari suatu ruangan, ada seseorang yang membukakan pintu bagi mereka. Sementara, kita harus membuka sendiri pintu, jika kita ingin masuk atau keluar ruangan. Selain itu, napi juga dijaga dengan aman oleh para penjaga penjara, sementara kita harus menyiapkan uang lebih untuk membayar satpam atau bodyguard untuk menjaga kita.
Melihat berbagai kemudahan yang mereka dapatkan tersebut, apakah lantas kita mau menjadi seorang napi? Normalnya sih, tidak. Karena walaupun mereka memperoleh berbagai kemudahan seperti di atas, tetapi mereka adalah orang-orang yang bisa digolongkan sebagai sampah masyarakat karena perbuatan mereka yang merugikan orang-orang di sekitar mereka. Kita tentu tidak ingin menjadi sampah yang dibuang atau dibakar orang karena sudah tidak ada gunanya lagi.
Tetapi sebenarnya tak hanya napi. Coba kita berkaca, apakah selama beberapa waktu ini, kita melakukan perbuatan yang berguna bagi Tuhan dan sesama, dan tentu bagi diri kita sendiri? Jika ya, selamat, karena berarti kita bukanlah sampah. Perkaya kinerja kita agar semakin berguna, kalau perlu multi guna! Tetapi jika jawaban kita adalah tidak, waspadalah. Sebelum terlanjur menjadi sampah yang dibuang atau dibakar orang, minta Tuhan me-recycle diri kita agar kita dapat kembali berguna.

Tidak ada komentar: