Sabtu, 09 Februari 2008

Contoh Proposal Penelitian kualitatif yang Sebaiknya Ga Ditiru!!

(Niy dy, tugas akhir bwt makul MPK Kualitatif yg aku bwt d semester 4. Emank asli, kacau bgt secara bikinnya Cuma semalem doank. Alhasil dpt nilai C deh. But, semester ini aku mo perbaikin biar dapat nilai yg lebih tinggi laghee plus bisa bikin proposal penelitian yg jauh lebih ok. Ntar aq postingin abiz uas semester berikutnya..)

JUDUL
ANALISIS WACANA TAYANGAN SERIAL KOREA DI STASIUN TELEVISI INDOSIAR PERIODE MEI 2005-MEI 2006 TENTANG MUATAN BUDAYA KOREA

LATAR BELAKANG
Stasiun televisi Indosiar memang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan stasiun televisi swasta di Indonesia lainnya. Sejak bertahun-tahun lamanya, Indosiar sudah memiliki penggemar tersendiri karena menayangkan berbagai anime (serial kartun Jepang), serial Jepang, dan serial kungfu Mandarin. Biasanya, serial-serial yang tayang di Indosiar ada masanya, terkadang Jepang, dua tahun berikutnya Mandarin, dan seterusnya. Serial-serial yang ditayangkan oleh stasiun televisi ini pun sering kali booming dan kerap menjadi buah bibir di berbagai kalangan, khususnya pelajar dan mahasiswa.
Sukses dengan serial Full House pada bulan Mei tahun 2005, Indosiar mulai bergeser menayangkan berbagai serial produksi Korea Selatan (Korsel). Sebenarnya beberapa tahun silam, Indosiar pernah sukses menayangkan serial Endless Love, Hotelier, dan Summer Scent yang juga produksi Korsel, yang sarat dengan air mata. Bahkan saking suksesnya, serial Endless Love diputar ulang di Indosiar dan RCTI, serta novelnya diterbitkan dalam terjemahan Indonesia.
Walaupun serial yang diputar selama ini cenderung seputar kehidupan remaja dan dewasa, tetapi serial-serial Korea yang ditayangkan Indosiar layak untuk dikonsumsi oleh anak-anak di bawah pengawasan orang dewasa. Pada awal tahun ini, Indosiar juga sempat menayangkan serial Korea yang tak hanya menghibur, tetapi juga menjadi sarana belajar, yaitu serial Jewel in The Palace. Serial ini menggugah beberapa pengajar sekolah dasar untuk menyisipkan kisahnya dalam proses belajar mengajar di sekolah karena dianggap dapat dijadikan teladan bagi para siswa.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik sebuah rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana muatan budaya Korea ditampilkan dalam serial-serial Korea yang ditayangkan oleh stasiun televisi Indosiar periode Mei 2005-Mei 2006?

TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat ditarik suatu tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu:
  • Untuk mengetahui bagaimana muatan budaya Korea ditampilkan dalam serial-serial Korea yang ditayangkan oleh stasiun televisi Indosiar periode Mei 2005-Mei 2006.

MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini maka dapat diambil manfaat penelitian bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, yaitu:

  • Bila tujuan penelitian ini tercapai maka kita akan tahu bagaimana serial Korea yang ditayangkan Indosiar periode Mei 2005-Mei 2006 memunculkan wacana tentang pengenalan budaya Korea kepada negara-negara tetangganya, dalam hal ini Indonesia. Secara disadari maupun tidak, khalayak selaku penonton serial ini dikenalkan dengan budaya Korea melalui kisah dalam serial-serial produksinya.

KERANGKA KONSEP
Budaya dan Media Massa
Indosiar merupakan salah satu media massa elektronik yang telah belasan tahun menemani penikmat televisi di Indonesia. Sebagai stasiun TV nasional yang berproduksi dan berlokasi di Indonesia, tepatnya di ibukota negara ini, Indosiar memegang teguh nilai-nilai yang dianut bangsa Indonesia. Apalagi, mayoritas karyawan stasiun televisi ini adalah warga Indonesia.
Ketika pihak Indosiar memutuskan untuk menayangkan berbagai program tayangan dari negara lain di luar Indonesia, dalam hal ini program tayangan serial Korea, berarti Indosiar turut serta mengenalkan dan menyosialisasikan budaya bangsa Korea kepada khalayak di Indonesia. Bertambah banyaknya jumlah penggemar serial Korea di Indonesia menunjukan bahwa khalayak dapat menerima budaya masyarakat Korea dengan baik, bahkan terkadang mengikuti tren busana maupun ucapan yang dimunculkan di dalam serial yang ditayangkan.
Kemudian, Indosiar juga berperan menghapus citra serial Korea yang katanya sarat dengan problematika, dilema, dan air mata. Serial Korea yang ditayangkan pada periode Mei 2005-Mei 2006 di Indosiar tidak hanya menonjolkan kesedihan dan kekecewaan semata, melainkan sudah mulai bergeser dengan intrik yang sederhana tapi unik dan diselingi dengan berbagai situasi lucu (humoris) yang menghibur.
Tak hanya itu, forum diskusi yang disediakan oleh stasiun TV ini juga membantu mempertemukan para penonton serial Korea, baik yang menggemari maupun yang anti. Penggemar serial Korea dapat saling bertukar info terbaru mengenai aktor-aktris Korea favorit mereka, serial-serial terbaru produksi Korsel, maupun cara memperoleh gambar, sinopsis, atau DVD serial favorit mereka. Para penggemar juga tak lupa memberikan kritik dan saran mengenai serial-serial yang ditayangkan oleh stasiun televisi ini. Biasanya respon para anggota forum sangat positif terhadap serial-serial Korea yang tayang di Indosiar sepanjang setahun terakhir karena sudah banyak jenis drama yang ditayangkan, sehingga khalayak tidak bosan dengan kisah drama yang itu-itu saja.

Budaya Korea
Banyak orang yang secara reflek membentuk jari-jarinya seperti huruf V ketika hendak difoto. Budaya seperti ini, sangat sering kita jumpai pada masyarakat Asia Timur, salah satunya Korsel. Ada lagi yang suka meneriakan kata ‘semangat’ dan ‘rajin’ setelah menonton tayangan Full House.
Seperti yang telah penulis sebutkan di atas, serial Jewel in The Palace tak hanya berisikan seputar kisah cinta semata, tetapi juga memasukan unsur sejarah di bidang kedokteran bangsa Korea. Bagi para siswa sekolah di Korea, serial ini jelas membantu mereka mengenal bagian dari sejarah bangsa mereka, tetapi serial ini juga dapat menjadi teladan bagi bangsa-bangsa lainnya karena keteladanan yang ditunjukan dalam keseharian si tokoh utama, seperti pantang menyerah, selalu ingin tahu, dan mencari kesempatan dalam kesempitan. Serial ini banyak menunjukan bagaimana budaya bangsa Korea dalam berpikir, bersikap, bertutur, maupun berbusana di masa lampau. Bahkan serial ini juga dapat dijadikan sarana media untuk mengenalkan kembali penggunaan tanaman yang berguna bagi kesehatan maupun pengobatan.
Sementara, serial-serial Korea lainnya yang pernah ditayangkan Indosiar menunjukan bahwa masyarakat Korea modern banyak dipengaruhi oleh budaya Barat, terutama dari gaya hidup dan gaya berbusana. Para wanita umumnya berbusana minimalis dengan rangkaian warna tabrak lari, sementara para pria tetap menggunakan kaos maupun kemeja dengan berbagai potongan terbaru.
Serial Korea yang menampilkan adegan pernikahan, misalnya Full House dan 18 vs 29, memperlihatkan proses pemberkatan nikah. Hal ini terkait dengan bangsa Korea yang memiliki beberapa jenis aliran kepercayaan sudah banyak dipengaruhi ajaran Kristen, baik Protestan maupun Katolik.

KERANGKA PEMIKIRAN
Pendekatan Penelitian Program Acara Serial Korea di Indosiar
Pendekatan terhadap objek dari penelitian ini diperlukan untuk memperoleh teori penelitian yang tepat. Mengingat objek penelitian ini adalah serial-serial Korea yang ditayangkan oleh Indosiar pada periode Mei 2005-Mei 2006, maka dilakukan tiga pendekatan terhadap obyek penelitian ini, yaitu pendekatan ekonomi politik, pendekatan budaya, dan pendekatan sosial.
Pendekatan ekonomi politik mengandung makna suatu langkah pendekatan yang menitikberatkan pada bagaimana idealisme stasiun TV Indosiar ikut mempengaruhi program susunan acara yang ditayangkan, dalam hal ini serial produksi Korsel, serta seberapa besar campur tangan pemilik modal terhadap penayangan program tersebut. Keadaan ekonomi dan politik dalam tubuh Indosiar itu sendiri sangat menentukan kebijakan-kebijakan redaksional yang dibuat. Melihat fenomena konglomerasi media yang banyak terjadi saat ini, mungkin sekali bila kekuatan politik ekonomi menjadi dominan dalam menentukan bentuk, bahasa (terjemahan percakapan dalam bahasa Indonesia), serta adegan yang boleh ditampilkan maupun tidak.
Pendekatan budaya dalam penelitian ini berarti suatu langkah pendekatan terhadap kondisi budaya di Indonesia. Latar belakang budaya, agama, ras, dan suku yang berbeda-beda turut memberi pengaruh pada gaya bahasa maupun situasi (dalam serial) yang boleh ditampilkan di layar kaca. Indosiar yang memegang norma-norma budaya bangsa Indonesia menggunakan norma-norma tersebut untuk menyaring dan mempertimbangkan budaya seperti bangsa asing apa yang patut ditiru dan dihindari oleh bangsa Indonesia. Dengan kata lain, bagaimana bentuk penayangan serial-serial Korea tersebut akan sangat tergantung pada budaya bangsa Indonesia yang majemuk dan terbuka, tetapi tetap memegang teguh prinsip-prinsip (dalam hal ini, dasar negara dan peraturan perundang-undangan) yang telah disepakati bersama.
Pendekatan sosial merupakan sebuah langkah pendekatan terhadap program acara serial Korea melalui wilayah sosial. Yang dimaksud dengan wilayah sosial di sini adalah lingkungan penonton serial-serial Korea tersebut. Target audiens stasiun TV Indosiar, khususnya penikmat serial Korea, sangat menentukan arah tulisan wartawan-wartawan berbagai majalah dan tabloid, khususnya majalah dan tabloid wanita yang kerap menampilkan sinopsis dari serial yang akan maupun sedang ditayangkan, maupun penulis artikel-artikel di portal milik Indosiar karena wacana yang disajikan media cetak dan elektronik tersebut merupakan bagian dari wacana yang berkembang di masyarakat. Jadi, Indosiar melalui iklan dan portalnya dalam memberitakan dan mengarahkan penonton menuju wacana budaya Korea kepada audiens.

Kerangka Pemikiran
Wacana budaya Korea yang hendak diangkat oleh peneliti dalam penelitian ini menitikberatkan pada keseharian masyarakat Korea sebagai budaya bangsa Korea yang dicobakenalkan pada bangsanya sendiri maupun pada negara-negara tetangga melalui program acara serial produksi mereka.Bangsa Korea tak hanya ingin mengeruk pemasukan devisa saja melalui penjualan produk serial-serialnya, tetapi juga menjalin kerjasama di berbagai bidang sekaligus mengajak bangsa lain menjalin persahabatan dan mempererat perdamaian dengan bangsanya.
Misalnya saja, para produser serial Korea mulai mengirimkan jargon-jargonnya untuk beraksi di kancah yang lebih besar lagi, yaitu Asia secara keseluruhan. Para pekerja seni Korea mulai dikontrak oleh berbagai rumah produksi di Jepang, Hongkong (Cina), dan Taiwan. Selain untuk menarik simpati khalayak dengan memperlihatkan bahwa aktor-aktris mereka adalah pekerja seni profesional dan berbakat, mereka sekaligus juga menjalin kerja sama di bidang seni dengan negara tetangga, yang telah maju lebih dulu.
Selain itu, soudtrack-soundtrack serial Korea yang easy learning mendorong para penggemarnya untuk mencari lagu-lagu tersebut dalam bentuk mp3 beserta teksnya. Bahkan ada penggemar yang berusaha menerjemahkan isi lagu tersebut. Jadi, serial juga bisa sebagai sarana bagi bangsa Korea untuk memperkenalkan bahasanya kepada bangsa-bangsa lain, siapa tahu masyarakat di negara tetangganya tertarik untuk memperdalam bahasa sekaligus budaya Korea.

METODOLOGI PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang adalah serial-serial Korea yang ditayangkan oleh Indosiar pada periode Mei 2005-Mei 2006.
Alasan mengapa memilih stasiun TV Indosiar sebagai objek penelitian ialah karena stasiun TV ini merupakan stasiun televisi nasional yang secara rutin menayangkan serial-serial produksi Korsel selama lima tahun terakhir. Bahkan sejak bulan Mei tahun 2005, Indosiar secara non-stop menayangkan serial-serial Korea pada sore hari selama lima hari dalam seminggu. Ini berarti Indosiar amat konsekuen dalam mengenalkan budaya Korea yang baru dilirik oleh masyarakat Indonesia pada lima tahun terakhir ini karena sebelumnya, masyarakat Indonesia umumnya hanya mengenal budaya Jepang dan China saja.

Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data tentang objek penelitian, peneliti menggunakan teknik dokumentasi serial-serial Korea yang ditayangkan Indosiar periode Mei 2005-mei 2006 dan artikel-artikel yang menyertai penayangan serial-serial tersebut yang terdapat dalam portal Indosiar.

Metode Analisis
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis wacana. Van Dijk melihat analisis wacana dalam 3 dimensi, yaitu (Eriyanto,2005: 226) :
1. Dimensi Teks;
2. Dimensi Kognisi Sosial; dan
3. Dimensi Analisis Sosial.
Analisis wacana adalah analisis tentang tulisan yang teratur, yang menurut urut-urutan yang semestinya atau logis. Karena itu wacana harus memiliki dua unsur penting, yaitu kesatuan (unity) dan kepaduan (coherence). Proses berpikir seseorang erat kaitannya dengan ad tidaknya kesatuan dan koherensi dalam tulisan yang disajikannya. Makin baik cara atau pola berpikir seseorang, pada umumnya makin terlihat jelas adanya kesatuan dan koherensi itu (Sobur, 2001:10). Wacana juga bisa diartikan sebagai upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subyek yang mengemukakan suatu pernyataan.

DAFTAR PUSTAKA
Abrar, Ana Nadhya. 2005. Terampil Menulis Proposal Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS.
Korea Overseas Information Service. 2003. Fakta tentang Korea. Seoul: Pelayanan Informasi Korea.
McQuail, Dennis. 1987. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar (terjemahan): Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Subarlam, dkk. 2005. Teori dan Praktek Analisis Wacana. Solo: 2005.

http://www.indosiar.com

Tidak ada komentar: